Senin, 13 Juni 2011

 

 

"Pojok Pasar Klewer"

Thursday, May 19, 2011 at 4:22pm
Tiba-tiba teringat tentang suatu tempat di salah satu sudut kota ini. Suatu ruangan dua lantai berukuran sekitar 4x4 m2. Lantai dasar menjadi ruang tidur sekaligus ruang makan dan ruang TV, sedangkan lantai atas menjadi gudang dan tempat menggantung pakaian jemuran berlantai kayu jati (loteng) berjendela satu mengarah ke timur. Aku bisa melihat kemegahan Mesjid Agung kebanggaan Kota Solo dari jendela itu..

Sebenarnya ruangan itu merupakan Ruko yang dialih-fungsikan menjadi tempat tinggal sepasang Kakek-Nenek ( Nenek itu Mbakyu dari Mbah Putriku). Berada di sudut suatu ruangan besar yang menjadi tempat Penitipan Sepeda terbesar di daerah itu pada masanya, dimana Mbah Kakung yang menjadi Kepala Penjaganya. Sedangkan Mbah Putri membawahi sebuah Rumah Makan di Terminal Tirtonadi (mereka berdua menjadi tangan kanan kepercayaan Juragannya). Satu tempat yang berada di pojok barat laut perempatan barat Pasar Klewer. Keluargaku sering menghabiskan waktu liburan sekolah TK-SMP di tempat itu. Berkunjung ke tempat mereka menjadi agenda menyenangkan bagiku tentunya.   Semoga bagi mereka berdua juga, mengingat mereka tidak dikaruniai putra dan tentunya tidak bercucu. Nongkrong di depan Penitipan Sepeda, menyaksikan lalu-lalang kendaraan dan manusia kota selalu menarik bagiku..

Hhhh... tanpa terasa sudah berpuluh tahun kenangan itu berlalu. Namun aku masih sangat mengenali aroma ruangan itu, yang nyaris pengap di tengah bisingnya kota masih sangat mengenali teh yang dulu kuanggap berasa "kota", tapi belakangan kutahu ternyata "kaporit" yang membuatnya terasa beda. Ditambah dengan beragam menu lezat tersaji di meja makan dan masih banyak jajanan lain menunggu dijemput di sekitaran Pasar Klewer. Hmm.. berasa di surga kecil bagiku kala itu..

Mbah Kakung lebih dulu meninggal. Sepeninggal suaminya itu, Mbah Putri menjadi seperti orang yang kebingungan. Mungkin lebih mudah jika diistilahkan mulai "pikun". Mulai lupa dimana menaruh barang dan hartanya, mulai ngga' nyambung jika diajak bercakap-cakap, bahkan mulai sedikit demi sedikit melupakan wajah-wajah kami. Hingga beberapa tahun kemudian beliau diasuh di rumah Mbah Lik (adiknya yg terkecil yang juga adiknya Mbah Putriku)

Akhirnya beliau menghabiskan saat terakhirnya jauh dari bisingnya Kota Solo di sebuah kota kecil Delanggu, di rumah keluargaku, karena saat itu Mbah Lik dan istrinya juga mulai kewalahan merawatnya dan mereka juga mulai sakit-sakitan. Beliau dirawat ibuku hingga saatnya beliau menyusul suaminya ke alam kekal..

Saat ini aku sungguh-sungguh merindukan mereka berdua.. doaku selalu teriring..

[Thursday, May 19, 2011 at 4:22pm|suatu sore di sudut Kota Solo]

Jumat, 10 Juni 2011

Tentang PINTU


PINTU..

Pintu adalah suatu katup penyekat yang digunakan untuk membatasi bagian dalam ruang dengan bagian luar ruang, atau untuk menghubungkan ruang satu dengan ruang yang lainnya..

Ada pintu yang terbuat dari bahan yang mudah rapuh, namun ada juga yang terbuat dari bahan terkuat yang pernah ada di dunia..

Setiap pintu memiliki beragam cara untuk membukanya..
Ada pintu yang dibuka dengan cara ditarik ke belakang, didorong ke depan, digeser ke samping, diangkat ke atas, atau ditekan ke bawah..




Ada pintu yang bisa dengan mudah dibuka, namun ada juga pintu yang tidak bisa dibuka dengan mudah, karena memerlukan cara tersendiri, kunci khusus, kode rahasia, atau bahkan dengan sandi tertentu..

Namun yang terpasti, dari awal mula manusia menciptakannya, semua pintu pasti dibuat untuk bisa dibuka kembali..





"Semakin rapat dan semakin kuat suatu pintu, biasanya menandakan semakin bernilai dan berharga sesuatu di sebaliknya.."



Bagaimana kalau sekarang kita mengganti kata "PINTU" dengan kata "KESEMPATAN"?

Semoga kita bisa mensikapi setiap KESEMPATAN sama halnya ketika kita menghadapi setiap PINTU di depan kita..
Meyakinkan diri bahwa setiap PINTU pasti bisa DIBUKA..
Bukankah berarti tinggal sebagaimana jerih payah kita menemukan cara khusus, kunci tersendiri, kode rahasia, atau sandi tertentu?