Kamis, 10 Februari 2011

"Tentang Aku & S.E.A Theatre.."



Yang kurasakan pada masa-masa itu..
Yang kukenang tentang setiap peristiwa yang kualami..
Yang akan kurindukan mulai detik ini juga..

Ketika aku bebas melakukan segala sesuatu yang semula kuanggap hanya sebatas anganku..
(Berproses, latihan, berkreasi, berpentas, demam panggung, disaksikan banyak orang)

Ketika ternyata aku mampu melakukan apa saja yang tak pernah kusadari sebelumnya..
(Main cello gesek, main biola, main perkusi, main bass akustik/elektrik, menulis lirik lagu, menciptakan lagu, mengaransemen lagu, berpuisi, berakting, "bercas-cis-cus" in English ofcourse,  membuat set pentas, bahkan sempat menjadi sutradara "kacangan" juga..he2)

Ketika ternyata keterbatasan justru memicu kreatifitas kita..
(Saat kawat "bendrat" menjadi pengikat multifungsi, kardus dan sak semen beradu menjadi set panggung, bangku kuliah usang menjadi "bancik", sekat aula gedung E "mrotholi" satu-persatu menjadi kusen pintu panggung, bambu dan papan "klepto" proyek gedung sebelah menjadi properti pentas, bahkan kain spanduk dan karung goni pun menjadi kostum pemain)

Ketika aku bersahabat dengan suatu kebersamaan yang begitu erat dan akrab dalam segala hitam-putihnya..
(Saat latihan bareng hingga titik jenuh "akut", "nge'Hik" bareng di sela jadwal latihan, mengenal dan belajar memahami beragam karakter kita masing2, beradu argumen dalam rapat kepanitiaan/ pengurus/ produksi, terpontang-panting nyari sponsor dan donatur, "bergaul" dengan para birokrat kampus, bertukar ide kreatif mengenai setting pentas, berakrab dengan saudara2 teater lain sambil mencari referensi pinjaman alat pentas tentunya, berpetualang menyebar pamflet dan memasang spanduk di seantero kampus dan sudut2 kota, tidur di areal lapangan parkir kampus, menyatukan genggaman tangan dan meneriakkan yel2 pengobar semangat, melampiskan emosi sampai "misuh2" bareng, bahkan terkadang tanpa sadar menunjukkan sisi "cengeng" kita dengan tiba2 menangis tanpa sebab pasti..hiks)

Dan aku masih membawa rasa bangga  semasa menjadi bagian kebersamaan itu hingga kini..
Dan segala kenangan itu kini terbingkai indah menghias salah satu sudut hatiku..
Dan kerinduanku akan senatiasa menjadi ungkapan terimakasihku yang mengalir tanpa henti mulai detik ini juga..




[From "Riders to the Sea" story 'till "Can't Pay? Won't Pay" story | 2003-2010]

Sabtu, 05 Februari 2011

Tentang Cintakasih Manusia..

Filosofi Bunga Mawar..

"MAWAR akan tetap seindah dan sewangi seperti yang kita kenali, meskipun kelak di kemudian hari ada yang mencoba mengganti namanya dengan SAMPAH." [ophetsystem]

Suatu ketika ada seorang temanku yang bercerita tentang Sang Bunga Mawar..

Hampir setiap orang pernah merasakan jatuh cinta. Dikisahkan ada seorang pemuda yang sedang mengalaminya. Ia merasakan jatuh cinta kepada seseorang gadis yang menjadi pujaan hatinya. Seorang sahabatnya menyarankan kepadanya, "Katakan saja dengan bunga..".

Dan akhirnya Sang Pemuda itu berangkat menemui Sang Gadis pujaan hatinya, membawa seikat Bunga Mawar dalam genggamannya. Ia pun juga menyisipkan sebingkai pesan yang ditulisnya pada secarik kertas, "Tersenyumlah Puteri, maka semerbak keindahan Bunga Mawar ini akan terpecundangi.."

Betapa bahagianya Sang Pemuda tadi ketika mengetahui bahwa Sang Gadis pujaan hatinya itu ternyata menyimpan perasaan serupa terhadapnya. Cinta Sang Pemuda  itu bersambut dengan diterimanya seikat Bunga Mawar kedalam pelukan Sang Gadis. Mereka berdua akhirnya menjadi sepasang kekasih yang tengah dilingkupi kebahagian yang luar biasa..

Namun keesokan harinya, sungguh menjadi keterbalikan yang jauh berbeda dengan apa yang dirasakan Sang Pemuda di hari sebelumnya. Ketika fajar baru saja menyingsing, ia mendapati Ibundanya yang tanpa ada pertanda apapun sebelumnya dipanggil menghadap Sang Pencipta masih dalam keadaan tertidur dalam damai. Betapa hancurnya hati Sang Pemuda itu tak dapat terlukiskan..

Siang harinya, awan mendung pun seolah mengiringi langkah Sang Pemuda itu mengantarkan jenazah Ibunda Tercintanya bersama kekasih, kerabat, dan sahabat-sahabatnya ke tempat peristirahatan terakhirnya. Dalam kesedihannya yang terdalam, Sang Pemuda itu mengucapkan salam perpisahannya kepada Ibunda Tercinta dengan lirih doa'nya yang terbata tersayat tangis. Sebelum beranjak pergi, Sang Pemuda itu menaburkan bunga diatas pusara Ibunda Tercintanya bersama dengan orang-orang terkasih lainnya...
Dan bunga yang tertabur itupun ternyata adalah Bunga Mawar..



 Bunga Mawar yang terikat....

  
  Bunga Mawar yang tertabur....


Dalam situasi yang berbeda
Sang Bunga Mawar menjadi penanda perasaan cintakasih yang terdalam..

Semoga kita dimampukan untuk selalu menjadi
"Sang Bunga Mawar"
Dimanapun dan kapanpun kita berada
Di tengah keadaan apapun juga
Betapa indahnya jika keberadaan kita mampu menunjukkan bahwa ada
CINTAKASIH
yang tengah menaungi kebersamaan itu..

Memang bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan
Namun bukankah duri-duri tajam Sang Bunga Mawar pun mengisyaratkan
CINTAKASIH SEJATI MEMBUTUHKAN PENGORBANAN?